• Terkini
  • Trending
  • Semua
  • Opini
Setelah 10 Hari @aniesbaswedan Baru Persoalkan Tanda Tangan, Netizen: Dasar Tukang Ngeles!

Runtuhnya Kesombongan Sang Gubernur

02/02/2020 00:04
Gubernur Otak Kosong Hasil Jual Ayat dan Mayat, Anies Cuma Bisa Ngecat Doang

Gubernur Otak Kosong Hasil Jual Ayat dan Mayat, Anies Cuma Bisa Ngecat Doang

24/01/2021 11:51
Banyak Kadrun Goblok Bikin Indonesia Susah Maju, Nih Contohnya

Banyak Kadrun Goblok Bikin Indonesia Susah Maju, Nih Contohnya

24/01/2021 11:22
Astaga! @SINDOnews Mengglorifikasi Gerombolan Teroris

Astaga! @SINDOnews Mengglorifikasi Gerombolan Teroris

24/01/2021 11:01

Bicarakan Keburukan Donald Trump, SBY Nyeritain Diri Sendiri

23/01/2021 10:28
Ngakak! Ada “Ayam Muslim” Netizen: Kapan Ayamnya Ngucapin Syahadat

Ngakak! Ada “Ayam Muslim” Netizen: Kapan Ayamnya Ngucapin Syahadat

23/01/2021 10:10
Tuman! Kepala Sekolah Negeri Paksa Siswi Pakai Jilbab

Tuman! Kepala Sekolah Negeri Paksa Siswi Pakai Jilbab

23/01/2021 09:38
Rugikan Pengendara karena Lebarkan Trotoar, Netizen: Mau Nyaman Tukar Anies…

Kebohongan Anies Disebut Lebih Parah Dibanding Trump

22/01/2021 13:38
Bajingan! Politikus PAN Perkosa Anak Kandungnya Sendiri

Bajingan! Politikus PAN Perkosa Anak Kandungnya Sendiri

22/01/2021 10:38
Mak Jleb! @SBYudhoyono Jagonya “Prihatin dan Resah Gelisah”

Tuhan Tidak Suka Bacot SBY dan Kader-kadernya, Partai Demokrat Tenggelam

22/01/2021 10:25
Peliharaannya Meracau, SBY Kena Sembur Netizen

Peliharaannya Meracau, SBY Kena Sembur Netizen

22/01/2021 10:12
Bansos Tak Sesuai Janji @aniesbaswedan, Netizen ini Bongkar 4 Kebobrokan Pemprov DKI Dipimpin Wan Bacot

Gila! Anies Memiliki Jiwa Seni “Menghamburkan Uang Rakyat” Terinspirasi Dari Selangkangan?

22/01/2021 10:14
Sama-sama Pendukung Anies, Panji Puji Ormas Rasis

Sama-sama Pendukung Anies, Panji Puji Ormas Rasis

21/01/2021 12:06
  • melekpolitik.com
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Tentang
Minggu, Januari 24, 2021
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
No Result
View All Result
Melek Politik
No Result
View All Result

Runtuhnya Kesombongan Sang Gubernur

02/02/2020 00:04
pada Featured, Opini
Setelah 10 Hari @aniesbaswedan Baru Persoalkan Tanda Tangan, Netizen: Dasar Tukang Ngeles!
8
SHARES

Anda ingin tahu kenapa kita “sedikit pantas” untuk menyalahkan gubernur DKI jika ada banjir di Jakarta? Semua itu karena ucapan beliau sendiri. Berikut saya coba rangkai penyebabnya.

Saya sebenarnya malas menuliskan ini karena bagi saya banjir adalah musibah yang tak perlu dicari siapa yang salah. Namun, saya juga tidak suka saat para buzzer gubernur selalu pamer tentang banjir di kota lain.

Terutama Surabaya. Entah kenapa buzzer Anies suka sekali jika ada kabar Surabaya banjir. Bahkan kalau di WAG, mereka pakai metode sok peduli sok konfirmasi, “Surabaya banjir, ya?” Habis itu posting video-video banjir Surabaya.

Terkait :

Banyak Kadrun Goblok Bikin Indonesia Susah Maju, Nih Contohnya

Astaga! @SINDOnews Mengglorifikasi Gerombolan Teroris

Ngakak! Ada “Ayam Muslim” Netizen: Kapan Ayamnya Ngucapin Syahadat

Loading...

Cepat sebarkan video banjir Surabaya, keburu surut!

Kenapa di banjir Jabodetabek awal tahun lalu, publik hanya menyalahkan gubernur DKI, bukan gubernur Jabar dan Banten? Ya semua karena ucapan Pak Anies sendiri sebagai gubernur DKI.

Kalimat pertama: “Banjir bukan bencana alam, tapi manajemen air.”

Kalimat tersebut memperlihatkan kesombongan yang luar biasa. Seakan-akan dengan kemampuan manajemen dia senagai gubernur, dia pasti bisa menghindari banjir. Itu kan cuma mengatur jumlah air datang dan keluar.

Tapi, saat banjir besar melanda Jakarta, dia baru mengeluhkan bahwa curah hujan tidak bisa dia kendalikan, ini cuaca ekstrim seluruh Indonesia, bla-bla-bla….

Sadarlah, banjir itu ya memang bencana alam. Kita hanya bisa berusaha untuk meminimalisasi. Mengurangi risiko banjir. Namun, bukan berarti kita bisa sombong terhadap kebesaran alam.

Kalimat kedua: tentang pendapat bahwa membuat gorong-gorong raksasa itu dianggap salah. Melawan Sunnatullah.

Jakarta itu sudah jelas merupakan wilayah pesisir yang akan dilewati air dari daerah yang lebih tinggi. Kalau sadar manajemen air, menciptakan jalur raksasa khusus air tentu sangat bijak dibanding menyalahkan daerah di atasnya.

Yang terjadi, Anies menyalahkan wilayah atasnya agar membuat waduk dan lain-lain. Oke, waduk memang perlu, tapi itu bukan bagian dari wewenang yang bisa diambil sama gubernur DKI. Menciptakan jalur air (gorong-gorong) yaitu dengan normalisasi sungai jelas merupakan langkah nyata.

Itulah kenapa Jokowi dulu bilang bahwa dengan jadi presiden, dia akan lebih mudah mengurangi risiko banjir Jakarta, karena dengan jadi presiden, dia bisa menekan gubernur lain agar mengurangi air yang ke Jakarta dengan waduk dll. Dan itu sudah dikerjakan.

Namun, meski daerah atas sudah dibenahi, normalisasi sungai di Jakarta, ya harusnya juga dilanjutkan. Masalahnya, kesombongan ahli manajemen itu membuat normalisasi dianggap tidak penting dan tidak dilanjutkan. Tentu fatal akibatnya.

Kalimat ketiga: “Bukan normalisasi tapi naturalisasi.”

Kalimat di atas diucapkan dengan penuh retorika. Duh!

Kalau sungai sudah normal, baru…, silakan bicara naturalisasi. Memangnya apa langkah pertama untuk mewujudkan naturalisasi? Ya normalisasi, itu langkah pertamanya.

Kalimat keempat: “Air hujan harus ditangkap dan dimasukkan ke dalam tanah oleh setiap rumah.”

Saya setuju setiap rumah atau gedung punya resapan air sehingga air tanah kembali terisi. Namun bukan berarti sampai air hujan pun harus diresapkan ke tanah semua.

Coba Anda pikir saja, mana mungkin saat hujan deras, setiap bangunan bisa menampung dan meresapkan air hujan ke tanahnya. Tak masuk akal. Ya pasti harus ada yang dibuang keluar, itulah gunanya selokan dan sungai.

Yang wajib buat resapan air adalah untuk air domestik. Air mandi, cuci, dll. Itu harus diresapkan ke tanah. Dan harusnya memang dibuat perda untuk ini. Bangunan vertikal pun harus punya resapan super besar untuk pemakaian air domestik, entah di halaman parkir atau di tamannya.

Pokoknya, untuk air rumah tangga, tidak boleh dibuang keluar. Itu baru masuk akal dan seharusnya diterapkan secara nasional. Tapi air hujan, ya disalurkan ke selokan!

Kalimat kelima: “Banjir yang kemarin itu, bukan apa-apanya dibanding banjir yang pernah dialami pak Basuki.”

Kalimat di atas diucapkan Pak Anies setelah banjir di awal Desember 2019. Baru banjir kecil. Setelah bicara seperti itu, Jakarta langsung diberi banjir besar akhir tahun.

Bahkan mantan gubernur DKI Pak Sutiyoso berkomentar di TV tentang parahnya banjir Jakarta awal 2020 itu, “Tetapi dasar nasibnya si Anies, ini mbahnya parah kalau ini. Ini terlalu ekstrim. Dulu saya itu nggak ada sampai mobil hanyut kayak yang saya lihat ini.”

Jadi sekali lagi, kesombongan bahwa banjir di erah Ahok lebih besar, ya langsung dibalas oleh alam.

Apa setelah banjir besar itu masih ada kalimat bernada sombong lagi? Ada kutipan di di judul berita detikcom tanggal 9 Januari 2020 yang memgatakan:

Kalimat keenam: “Alhamdulillah bundaran HI tak ketutup.”

Kalimat seperti itu adalah kalimat pembenaran dengan cara mencari kesalahan orang lain. Dan celakanya, kalimat sombong itu lalu dibalas dengan tergenangnya wilayah Monas.

Sudahlah, jangan cari kesalahan orang lain untuk membela diri. Jangan mengumbar banjir Surabaya hanya untuk tunjukkan bahwa banjir di Jakarta itu “tidak apa-apa”.

Banjir memang tidak apa-apa. Banjir itu memang bencana alam. Makanya nggak usah bilang macem-macem.

Pak Anies, mari berhenti memberi pernyataan yang bernada ujub, takabur dan merasa sudah banyak berbuat. Ingatlah pesan Aa Gym.

Eh, kalau mengenai buzzer yang suka menyerang Surabaya mungkin wajar ya. Kan isunya Risma bakal ditandingkan ke Jakarta tahun 2022 nanti. Wajar kalau Risma harus diserang sejak sekarang.

Tolong diingat, saya sebenarnya malas menulis ini. Tapi buzzer Anies yang memaksa saya untuk menulis ini.

Tapi misal Anda tanya ke saya apakah saya dukung Risma ke Jakarta, saya akan jawab tidak. Risma baik, tapi belum tentu mampu. Saya sih tetap berpendapat kalau gubernur Jakarta itu levelnya harus setangguh Ahok. Dan masih sulit cari yang seperti dia.

Jadi, jika berbicara banjir di kota lain itu, tak bisa diberi bumbu kritikan karena banjir adalah bencana alam.

Sedangkan mengkritisi banjir Jakarta itu sangat layak karena itu hanyalah masalah manajemen air dan kembali ke ucapan Pak Gubernur itu sendiri.

Runtuhnya Kesombongan Sang Gubernur
-utas-

Anda ingin tahu kenapa kita "sedikit pantas" untuk menyalahkan gubernur DKI jika ada banjir di Jakarta? Semua itu karena ucapan beliau sendiri. Berikut saya coba rangkai penyebabnya.

— Hasyim Muhammad (@hasyimmah) February 1, 2020

Tags: ahokAniesBanjir JakartaBantenGubernur DKI JakartaJabarRismaSurabayaSutiyoso
Sebelum

Daftarkan Xenophobia Sebagai ‘Reaksi Umum’ Terhadap Virus Corona, Universitas Berkeley Dikecam Netizen

Berikut

Cawagub DKI dari PKS Sebut Revitalisasi Monas Untuk Ruang Terbuka Hijau, Netizen: Habis Digunduli Ditanami Ganja…

Berikut
Cawagub DKI dari PKS Sebut Revitalisasi Monas Untuk Ruang Terbuka Hijau, Netizen: Habis Digunduli Ditanami Ganja…

Cawagub DKI dari PKS Sebut Revitalisasi Monas Untuk Ruang Terbuka Hijau, Netizen: Habis Digunduli Ditanami Ganja...

ADVERTISEMENT

Populer

  • Bicarakan Keburukan Donald Trump, SBY Nyeritain Diri Sendiri

    3 shares
    Share 1 Tweet 1
  • Ngakak! Ada “Ayam Muslim” Netizen: Kapan Ayamnya Ngucapin Syahadat

    3 shares
    Share 1 Tweet 1
  • Viral! Surat Laporan Kasus Korupsi @aniesbaswedan yang Dihilangkan @KPK_RI Ditemukan!

    1394 shares
    Share 558 Tweet 349
  • Tuhan Tidak Suka Bacot SBY dan Kader-kadernya, Partai Demokrat Tenggelam

    6 shares
    Share 2 Tweet 2
  • Tuman! Kepala Sekolah Negeri Paksa Siswi Pakai Jilbab

    2 shares
    Share 1 Tweet 1

Follow US:

Loading...
Melek Politik

Copyright © 2019 melekpolitik.com

Navigate Site

  • Tentang
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Artikel
  • Opini

Copyright © 2019 melekpolitik.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In